Berjuang Demi Kedua Orang Tua
Orang Tua adalah Motivasi Kita untuk Terus Berusaha
Artikel kali ini masih berhubungan dengan tema lomba yang diadakan team arthinkle, yaitu sebuah “perjuangan yang membebaskan”. Hidup adalah tentang berjuang, bukan hanya berjuang menjadi pribadi yang lebih baik atau berjuang untuk terbebas dari segala macam masalah dan cobaan. Tetapi ada satu hal penting yang terkadang kita lewatkan karena terlalu banyak hal yang kita lakukan, padahal hal penting tersebut harus kita pelajari. Hal penting tersebut adalah bagaimana kita berjuang untuk menghargai perjuangan orang tua kita. Bagi saya orang tua selain mendidik dan membesarkan kita, juga mengemban suatu tugas penting. Yaitu memastikan kita menerapkan setiap nasehat positif yang mereka sampaikan.
|
Perjuangan kita dibandingkan dengan orang tua belum ada apa-apanya. Seorang ibu rela merasakan mual pada perutnya dan membiarkan perutnya terus membesar sehingga Ia kesulitan berjalan. Tapi hal itu tidak pernah Ia keluhkan, yang paling penting adalah bagaimana Ia bisa melahirkan anaknya dengan sehat. Begitu juga dengan ayah, saat kita telah lahir dan menambah kebutuhan keluarga, seorang Ayah tidak akan pernah mengeluh. Ia justru akan bekerja lebih giat lagi agar kebutuhan kita terpenuhi. Tidak hanya sekedar membelikan susu dan popok, Ia juga merencanakan tentang pendidikan kita kelak. Mengatur budget dan mulai memilihkan sekolah saat usia kita mulai menginjak masa untuk mulai mengenyam pendidikan.
|
"Tahukah kamu? Bahwa Tuhan menyampaikan bulir-bulir nasehat mutiara kepada setiap anak di dunia melalui ucapan orang tua."
- Nur Aini Lubis -
|
Orang tua akan selalu memastikan keselamatan kita, entah saat kita sedang berada di samping mereka maupun tidak. Saat kita mulai menginjak masa remaja, kita akan melihat bagaimana orang tua terlalu khawatir saat kita terlambat pulang ke rumah. Mungkin selain menegur, mereka juga terlihat marah. Tapi sebenarnya itu bentuk rasa sayangnya kepada kita. Orang tua tidak ingin anaknya mengalami hal-hal buruk, oleh karenanya terkadang mereka terlalu over protective. Kita sebagai anak harus lebih mengerti dan menjaga kepercayaan yang diberikan orang tua kepada kita apabila diberikan kebebasan untuk hidup mandiri.
|
"Sesungguhnya terlalu perhatiannya orangtua kita adalah gangguan terindah yang pernah bisa kita terima"
- Raditya Dika, The Journeys -
|
Suatu ketika di tengah perjalanan pulang kampung dua tahun yang lalu, saya mendapatkan satu pelajaran berharga tentang perjuangan orang tua. Saat itu saya memilih untuk naik bus menuju kampung halaman, yang memakan waktu perjalanan sekitar 16 jam dari Jakarta. Tidak banyak hal yang bisa dilakukan selama perjalanan, saya lebih sering menghabiskan waktu untuk mendengarkan musik dari handphone atau membiarkan mata terlelap. Saat gelap mulai menyelimuti keadaan di luar bus, saya putuskan untuk tidur cepat. Agar sesampainya di rumah dan bertemu dengan keluarga terlihat lebih segar, walaupun badan terasa capek. Tepat pukul 21:22 saya terbagun kembali ketika terdengar suara berisik dari samping belakang tempat duduk saya. Suasana di dalam bus sepi dan gelap karena sopir tidak menyalakan lampu dan kebanyakan penumpang juga sudah mulai tertidur.
Saya masih ingat, yang duduk di samping belakang saya adalah sepasang suami istri, dimana istrinya sedang hamil tua. Saya menoleh ke belakang untuk melihat apa yang terjadi pada pasangan tersebut. Dan kudapati sang suami sedang membantu istrinya yang sedang kesulitan untuk berdiri. Mungkin istrinya sedang ingin ke toilet, karena ada yang pernah cerita kalau wanita hamil memiliki frekuensi untuk buang air kecil lebih sering daripada wanita tidak hamil. Sempat terdengar juga wanita tersebut mual-mual, mungkin karena perjalanan jauh dengan naik bus merangsang perutnya untuk muntah dan itulah yang dirasakan semua wanita hamil. Saya kembali ke posisi semula, melipat tangan di depan dada dan merapatkan kaki untuk menahan dinginnya suhu di dalam bus. Pikiran saya melayang, melayang jauh ke sebuah rumah di tengah pulau Jawa. Beberapa jam lagi saya akan sampai di rumah tersebut dan tersenyum suka cita bertemu dengan penghuninya. Genap lima bulan setelah kepulangan saya yang terakhir. Dan letupan-letupan rindu terhadap wajah di dalam rumah tersebut tidak pernah padam. Wajah yang diselimuti semangat yang menyala biarpun kerutan lelah menggantung di dalamnya. Wajah ayah dengan semangat kerjanya yang luar biasa dan akan senantiasa saya tiru. Wajah dengan penuh naluri kasih sayang. Biarpun kerutan lelah ayah juga terpancar di dalamnya. Wajah ibu yang tak pernah berhenti saya bayangkan. Wajah ceria yang selalu tersenyum jahil dan nakal. Wajah yang selalu saya inginkan hadir saat sepi menyerang. Wajah dengan penuh gurauan lucu, wajah adik-adik tercinta. Dan wajah penuh guratan yang menandakan usia tuanya. Wajah yang telah memakan pahit, manis dan asinnya kehidupan. Wajah nenek yang selalu tersenyum menyambut cucu-cucunya. Saya kembali menoleh ke belakang, ke tempat duduk pasangan suami istri tadi. Istrinya sudah kembali duduk dan sekarang berusaha tidur untuk menghindari mual yang mungkin akan menyerangnya lagi. Perut saya pun juga terasa mual, mungkin karena belum terisi nasi dari pagi. Tentu saja mual yang saya rasakan berbeda dengan mual yang dirasakan istri tersebut, begitu juga mual yang dirasakan oleh ibu saya saat hamil. Ibu pernah cerita tentang kelahiran saya, kejadiaannya sama dengan pasangan tersebut. Saat itu ayah dan ibu sedang dalam perjalanan menuju suatu tempat dan mereka menggunakan bus untuk pergi dan pulang. Saat itu ibu tengah hamil anak pertamanya. Tiba-tiba di perjalanan pulang, Ia merasakan perutnya sangat mulas dan mual. Perutnya sangat sakit dan merasa seperti ada tarikan dari dalam yang memaksa untuk keluar. Ibu lemas sekali dan berusaha sekuat mungkin untuk bertahan dengan mengcekram bahu ayah. Ia tahu bahwa anak pertamanya sebentar lagi akan lahir di dunia ini. Dan anak pertama itu adalah saya. |
Saya tidak bisa membayangkan wajah ibu yang menahan rasa sakit dan berusaha agar saya bersabar untuk keluar hingga ayah dan ibu sampai Rumah sakit. Kalaupun memang saat itu saya harus lahir di dalam bus, saya yakin ibu akan berjuang sekuat mungkin agar saya terlahir sehat dan baik-baik saja dengan pertolongan seadanya. Tapi dengan kekuatan yang tersisa dan bantuan semangat dari Ayah, akhirnya saya terlahir normal di Rumah Sakit.
Tidak ada yang tahu bagaimana kita terlahir di dunia ini. Tapi satu yang pasti, orang tua akan memperjuangkan apapun agar kita lahir di dunia yang telah Tuhan ciptakan. Setiap ibu tidak akan mengeluh berjuang sembilan bulan mengandung kita dan merasakan sakit yang luar biasa saat kita lahir. Dan setiap ayah tidak pernah lelah berdoa untuk keselamatan kedua hati yang dicintainya, ibu dan anak-anaknya. |
"Anak adalah hal terindah di dunia yang dimiliki setiap orang tua. Dan orang tua adalah sahabat terbaik yang dimiliki setiap anak."
- Nur Aini Lubis -
|
Anak adalah salah satu motivasi dan alasan mengapa orang tua selalu bekerja keras. Bagi orang tua anak juga merupakan kewajiban yang harus mereka penuhi. Setiap orang tua menginginkan anaknya tumbuh dengan baik dan menjadi kebanggaan keluarga tanpa mengharapkan pembalasan atas perjuangannya membesarkan mereka.
Sekarang, tugas kita lah sebagai anak untuk melanjutkan perjuangan mereka. Membebaskan orang tua dari kewajiban dengan berusaha menjadi orang yang berguna dan melakukan hal-hal yang memberikan perubahan positif untuk keluarga maupun lingkungan. Membebaskan orang tua dari rasa khawatir dan menunjukkan bahwa kita bisa hidup mandiri serta menjaga diri. Orang tua tidak akan pernah menganggap anaknya sebagai beban. Jadi saat orang tua sudah tua dan tidak kuat bekerja lagi, jangan terbebani untuk mengurus mereka. Di saat kita kecil, orang tua akan tetap tersenyum dengan kenakalan kita dan dengan sabar mengurus kita hingga kita bisa mandiri sendiri. Saat orang tua membutuhkan kita si usia tuanya, luangkanlah waktu untuk menemuinya. Selalu ucapkan terimakasih atas hal-hal kecil maupun besar yang telah orang tua berikan kepada kita selama ini. Ingatlah, apa yang kita berikan kepada orang tua, tidak sebanding dengan apa yang telah orang tua perjuangkan untuk kita selama ini. Terakhir untuk perenungan kita akan perjuangan orang tua kepada anaknya, silahkan tonton video di bawah ini yang berisi sebuah pesan orang tua kepada anaknya : |
Selamat berjuang untuk kebebasan orang tua kita. Selamat berjuang untuk memberikan hal-hal terindah kepada orang tua. Selamat berjuang untuk membuktikan bahwa kita bisa menerapkan setiap nasehat positif yang diberikan orang tua. Selamat berjuang untuk membuat orang tua selalu tersenyum. Dan jangan lupa bersyukur karena kita memiliki orang tua kita yang sekarang! Perjuangan orang tua jadikan motivasi agar kita terus semangat dan pantang menyerah untuk menggapai masa depan kita! Do the best for your life! :)
Cover picture courtesy of speakyourworld.wordpress.com |
Komentar
Posting Komentar